Rabu, 25 Maret 2009

SEKEPING RINDU PADA KEKASIH ALLAH

Karena pribadinya aku terpesona
Karena budinya aku jatuh cinta
Rinduku padanya tiada terkata
Nantikanlah aku di taman syurga…
(Hijaz, Dia Kekasih Allah)

Cuplikan syair tersebut membuat terhanyut, serasa ingin berada pada zaman Rasulullah dahulu. Sebagai seorang muslim, membuktikan keislaman adalah dengan mengucapkan dua kalimat syahadat. Mengakui bahwa tiada Tuhan yang patut disembah melainkan Allah dan mengakui bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Jika saat mengisi biodata kita mencantumkan idola kita adalah Rasulullah SAW, bagaimana menunjukkan rasa sayang dan cinta kita kepada Rasulullah SAW? Rupanya tak cukup dengan pengakuan lisan dan coretan saudaraku…

Ketika Al Musthafa ada di hadapan
Kupandangi pesonanya dari ujung kaki hingga ujung kepala
Tahukah kaliana apa yang terjelma?
Cinta!
(Abu Bakar As-Shiddiq)

Ini adalah ungkapan Abu Bakar untuk mengungkapkan betapa cintanya kepada Rasulullah. Kecintaan memenuhi hatinya, membuatnya mampu berkorban untuk Rasulullah ; wujud ketaatannya kepada Allah. Ketika menemani Rasulullah hijrah, kakinya disengat oleh hewan berbisa, dia tak berani bergerak karena takut menganggu tidur Rasulullah SAW. Dengan menahan rasa sakit, air matanya menetes ke wajah Rasulullah SAW. Sampai akhirnya Rasulullah terbangun dan kemudian meludahi bagian yang digigit sehingga hilang rasa sakitnya.

Rasulullah, yang ketika Allah akan mencabut ruhnya yang mulia dari jasadnya yang telah dipersembahkan untuk dien ini meminta kesenangan hati dari Jibril untuk mengetahui kabar umatnya kelak. Taukah saudaraku apa jawaban Jibril? "Aku beri engkau sebuah kabar akbar, Allah telah berfirman, "Sesungguhnya Aku, telah mengharamkan surga bagi semua Nabi, sebelum engkau memasukinya pertama kali, dan Allah mengharamkan pula sekalian umat manusia sebelum pengikutmu yang terlebih dahulu memasukinya" Jawaban yang amat menyenangkan Rasulullah, hingga wajahnya bercahaya seolah-olah rasa sakitnya telah hilang dan ia merasa siap dicabut ruhnya oleh Izrail. Betapa besar cinta Rasulullah pada umatnya, hingga saat-saat terakhirnya di dunia yang diucapkan bibir manis kekasih Allah ini adalah ummatku…ummatku…

Itu adalah secuil penggalan kisah orang yang insyaAllah sama-sama kita cintai Rasulullah SAW, lantas bagaimana dengan kita hari ini? Hanya sebatas ucapan dan tulisan sajakah kadar cinta kita padanya? Jika saat ini kita tak punya kesempatan lagi bertemu beliau SAW atau bahkan membantunya dalam perjuangan, maka dengan apa kita membuktikan cinta kita padanya?

Saudaraku…Rasulullah SAW telah pergi sejak lama, menemui kekasih yang merindukannya. Meninggalkan untaian pesan terakhir agar kita tidak pernah meninggalkan Al-Qur’an dalam kondisi apapun. Tapi cahaya yang ditinggalkannya hingga kini tak pernah meredup, meski orang-orang kafir berusaha meredupkan pesonanya. Rasulullah yang membuat Islam menggema ke seluruh dunia, yang paling menyantuni anak yatim, yang mengajarkan kita untuk lebih memperhatikan sesama. Rasulullah dengan sabdanya yang agung berbicara tentang surga yang indah sebagai hadiah bagi orang-orang yang mengerjakan kebaikan. Yang mengajarkan kita arti perjuangan sesungguhnya, dengan untai-untai kata indah terlahir dari bibirnya yang mulia.

Saudaraku…meski kita tak dapat lagi bertemu dengan Rasulullah, kita masih punya kesempatan melanjutkan perjuangan beliau. Berjuang agar cahaya Islam bersinar sampai ke sudut-sudut negeri ini. Membuktikan bahwa Islam adalah rahmatan lil ‘alamin, bukan hanya bagi para pemeluknya saja tapi bagi alam dan seluruh isinya. Berbagi kebaikan meski hanya sekedar menyingkirkan duri dari jalanan. Meski kita tak dapat meneladani beliau seratus persen, setidaknya kita tak lagi mengambil sosok lain sebagai idola dengan mengesampingkan Rasulullah. Karena tidak ada satupun manusia yang mampu menandingi kemuliaan akhlaknya dan ketaqwaannya kepada Allah. Bershalawatlah kepadanya sebagai tanda cinta kita padanya.

Kukutip sebuah riwayat tentang keutamaan mengucapkan shalawat. Pada suatu kesempatan, Rasulullah berkumpul dengan para sahabatnya, kemudian beliau bersabda,”Malaikat Jibril, Mikail, Israfil dan Izrail A.S.telah berkata kepadaku.” Keempat malaikat masing-masing mengungkapkan bantuan yang akan mereka berikan kepada orang yang sering mengucapkan shalawat.
Berkata Jibril A.S.:”Wahai Rasulullah, barangsiapa yang membaca shalawat kepadamu setiap hari sebanyak sepuluh kali, maka akan saya bimbing tangannya dan akan saya bawa dia melintasi titian seperti kilat menyambar”
Berkata pula Mikail A.S.”Mereka yang bershalawat ke atasmu akan kuberikan mereka minum dari telagamu.”
Berkata pula Israfil A.S. :”Mereka yang bershalawat kepadamu, aku akan sujud kepada Allah dan akau tidak akan mengangkat kepalaku sehingga Allah mengampuni orang itu.”
Malaikat Izrail A.S. pun berkata:”Bagi mereka yang bershalawat ke atasmu, aku akan cabut ruh mereka itu dengan selembut-lembutnya seperti aku mencabut ruh para nabi.”
Orang yang terdekat kepada aku pada hari kiamat ialah yang terbanyak membaca shalawat kepadaku.(HR.At-Tirmizi)

Saudaraku, kenanglah Rasulullah dalam kerinduan yang dalam, dalam tiap langkah perjuangan kita di jalan Allah. Meski hanya dengan ucapan shalawatmu yang tulus. Agar itu menjadi penawar hati dikala kekeringan ruhani menyapa. Tak terbayangkan bahagianya ketika kita bertemu dengan orang yang kita sayangi, ketika ia berada di dekatmu dan menyapa dengan lembut serta memberikan senyumnya yang manis. Adakah yang bisa menggantikan keberuntungan ini ketika tangan Rasulullah yang mulia mengangkat kita dari neraka dengan syafaatnya? Adakah perasaan yang lebih indah dari perasaan ketika orang yang kau cintai dengan seluruh jiwa ragamu menyatakan bahwa ia juga mencintaimu?
Wahai kekasih Allah…terlalu besar cinta di tiap inci hati ini untuk diungkapkan. Terlalu indah rindu ini untuk kutuangkan. Semesta pun mencintaimu dan aku berharap ditemani olehmu di surga kelak amin…

0 komentar:

Posting Komentar

Berikan komentar demi BKMI yang lebih baik...