Kamis, 22 Januari 2009

PEMUDA

Indonesia adalah negara dengan jumlah populasi terbesar ke-5 di dunia setelah Cina, India, Amerika dan Uni Sovyet sebelum bubarnya. Secara kuantitatif penduduk Indonesia pada tahun 2000 akan berjumlah lebih dari 210 juta jiwa yang tersebar di seluruh Indonesia, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Dari jumlah tersebut, jumlah generasi muda yang berusia antara 10-24 tahun diproyeksikan menjadi 64.830.000 penduduk(BPS, 2004), atau sekitar 31 % dari total proyeksi populasi. Dari jumlah tersebut di atas, diperkirakan sekitar 62 % tinggal di daerah pedesaan dan 38% di daerah perkotaan(Murdijana, 1998).
Tingkat pendidikan di Indonesia pada umumnya mengalami kenaikan, walaupun masih menyisakan problem yang mendasar ketika sejumlah besar pemuda, khususnya di pedesaan, tidak dapat mengenyam bangku sekolah menengah atau tingkat pendidikan yang lebih tinggi lagi.
Dari statistik tahun 1997, tingkat partisipasi pendidikan didapat data sebagai berikut(BPS, 1997) :
- Tingkat SLTP, usia 13-15 tahun, tingkat rasio partisipasi pendidikan adalah 87,5 % untuk perkotaan dan 69,2 % untuk pedesaan.
- Tingkat SLTA, 66% untuk perkotaan dan 34,4% untuk pedesaan.
- Tingkat Perguruan Tinggi (higher education), 21,6% untuk perkotaan dan 4,5% untuk pedesaan.
- Untuk total populasi, hanya 14,9% penduduk berhasil tamat sekolah menengah.
- Untuk daerah pedesaan, usia 10 tahun ke atas 11,09 % pria dan 8,2 % wanita telah menamatkan pendidikan setingkat SLTP, sedangkan untuk tamatan SLTA sebesar 8,2 % pria dan 5,1 % wanita(BPS, 2006).
- Secara umum, wanita memiliki tingkat pendidikan yang lebih rendah dimana 16,9% wanita dari total populasi tidak pernah mengenyam pendidikan sama sekali sedangkan pria hanya 7,6%
“Oleh karena itu, sejak dulu hingga sekarang, pemuda merupakan pilar kebangkitan. Dalam setiap kebangkitan, pemuda adalah rahasia kekuatannya. Dalam setiap fikrah, pemuda adalah pengibar panji-panjinya” (Hasan Al Banna)
Hasan Al Banna, merupakan sosok seorang pemuda Islam yang memiliki semangat juang yang tinggi. Ia memulai pekerjaannya dengan menganalisa kondisi internal ummat Islam serta lingkungan strategis yang mempengaruhinya. Setelah itu ia menetapkan sasaran dan target tertinggi yang harus dicapai oleh ummat Islam, sebagai misi hidup yang dibebankan kepadanya. Yaitu menegakkan khalifah dan menjadi soko guru manusia.
Beranjak dari perkataan Imam Syahid Hasan Al Banna, ada satu sudut yang harus mendapatkan perhatian besar, yaitu sosok pemuda atau generasi muda pada suatu bangsa. Sosok yang menjadi parameter cerminan masa depan bangsa. Hal ini dikarenakan suatu bangsa yang gagal membina generasi muda –moralitas dan kapasitas- akan menjadi pecundang di kemudian hari. Dikarenakan di dalam setiap pembangunan serta pembaharuan, sosok pemudalah yang sangat diharapkan. Baik berupa pemikiran, tenaga, maupun semangat yang berkobar dari pemuda. Generasi mudalah yang menyebabkan negara-negara maju di dunia sangat khawatir dengan kelanjutan masa depan negara mereka. Apalah artinya kemajuan ekonomi, melimpahnya SDA, kecanggihan teknologi dan militer, kepemimpinan atas duania, sementara generasi mudanya seddmikian rusak moralnya, aqidah dan tidak dapat diharapkan di masa depan ?. bayang-bayang kemunduran atau bahkankepunahan suatu bangsa tampak begitu menghantui yang begitu menakutkan.
Pembinaan moralitas generasi muda semakin penting apabila melihat fenomena bangsa Indonesia yang semakin terpuruk dalam krisis ekonomi yang parah dan bermuara pada rusaknya moral serta aqidah secara masal.
Kebuntuan ini buka berarti kita tidak melakukan apa-apa, terpaku menjadi penonton serta terpana dengan fenomena yang terjadi tanpa adanya suatu aksi dari dalam diri. Ada kerja besar yang harus dilakukan yaitu sebuah perubahan besar harus segera dilakukan untuk di masa depan pendidik, melainkan tugas kita bersama. Tugas yang harus di pikul bersama. Tugas-tugas yang memerlukan banyak para pasukan perubahan. Tugas yang memerlukan para arsitek-arsitek perubahan yang handal dan tangguh. Arsitek perubahan yang tertanam nilai-nilai agama dalam dirinya. Tugas terpenting yaitu dengan melahirkan generasi baru yang sama sekali berbeda. Generasi yang telah tertanam keimanan dalam lubuh hati mereka yang paling dalam, bahkan mengakar serta mendarah daging. Cengkeramkan ilmu pengetahuan di sel-sel otak mereka agar cerdas dan gemilang. Mengalirkan semangat-semangat para syuhada (pejuang) di setiap pembuluh-pembuluh darah mereka agar dapat memberikan nutrisi bagi seluruh tubuh mereka. Nutrisi yang akan menjadi sistem imun bagi mereka, agar patogen-patogen zaman ini tidak dapat menginfeksi mereka. Membimbing potensi mereka agar terarah dan berkembang. Maka, generasi muda pun harus mempersiapkan diri agar mampu memikul peranan yang lebih besar.
Guna mempersiapkan generasi muda yang diinginkan, perlu pembinaan moralitas. Pembinaan moralitas generasi muda sangatlah penting apabila melihat fenomena bansa Indonesia yang semakin terpuruk dalam krisis ekonomi yang parah dan bermuara pada rusaknya moral secara masal.
Di dalam Al-Quranul Karim, Allah SWT menggambarkan kisah satu golongan pemuda yang berani mempertahankan aqidah dan agama mereka walaupun di hadapan raja yang zalim yang memaksa mereka kembali kepada kekafiran.
Firman Allah SWT yang bermaksud :
“ Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan kami tambahkan kepada mereka petunjuk. Dan kami teguhkan hati mereka di waktu mereka berdiri (di hadapan raja yang zalim) lalu mereka berkata : “ Tuhan kami adalah Tuhan langit dan bumi : Kami sesekali tidak akan menyeru Tuhan yang lain daripada-Nya, sesungguhnya kalau kami (mengucapkannya) maka sebenarnya kami telah mengucapkan perkataan yang amat jauh daripada kebenaran.”
Kerja besar membangun peradaban sedang dimulai……….
“Maka datanglah setelah mereak generasi yang lemah, yang meninggalkan shalat dan mengikuti syahwat, maka mereka akan menemukan jalan kesesatan.”(Qs. Maryam :59)
Membangun kepeloporan pemuda tentu tidak dapat dilakukan dengan sekejap mata dan semudah membalikkan telapak tangan. Apalagi ketika para pemuda / pemudi tidak memiliki sistem imun yang kuat untuk menangkis wabah penyakit yang tidak kunjung diobati.
Suatu bangsa memandang posisi pemuda di masyarakat bukan menjadi kelompok pengekor yang sekedar berfoya-foya, membuang-buang waktu dengan aktifitas-aktifitas yang bersifat hura-hura dan tidak ada manfaatnya. Melainkan suatu bangsa menaruh harapan yang besar kepada para pemuda untuk menjadi pelopor dan motor penggerak dalam kebangkitan serta kemajuan bangsa.
Pemuda adalah kelompok masyarakat yang memiliki berbagai kelebihan dibandingkan dengan kelompok masyarakat lainnya,diantaranya adalah bahwa mereka relatif masih bersih dari pencemaran (baik aqidah maunpun pemikiran), mereka memiliki semangat yang kuat dan kemampuan mobilitas yang tinggi.
Para musuh suatu bangsa sangat menyadari akan hal tersebut, sehingga mereka berusaha sekuat tenaga untuk mematikan potensi yang besar tersebut dari awalnya dan menghancurkan para pemuda dengan berbagai kegiatan yang laghwun (bersifat santai dan melalaikan), dan bahkan destruktif.
Wallahu’alam
Penulis :
Mahasiswa FKIP Biologi angkatan 2005,
Humas BKMI UNTAN, Humas LP2I KKR

Read More......

Senin, 12 Januari 2009

Aksi Palestina (2)

Untuk kali kedua ( 9 Januari 2009) Aliansi Pemuda Kalbar Peduli Palestina (APKP2) melakukan aksi simpatik. Aksi dimulai dengan persiapan di Masjid Muhtadin UNTAN. Ratusan Mahasiswa dan pelajar kemudian berjalan menuju ke bundaran tugu digulis UNTAN. Di bundaran, dimulailah aksi penggalangan dana dan orasi yang juga diselingi oleh yel-yel dan pembacaan puisi oleh perwakilan SDIT Al-Mumtaz. Aksi kali ini APKP2 menggunakan sound system yang diangkut diatas pick up. Kali ini, APKP2 menempatkan petugas-petugas penggalangan dana di 5 lokasi perempatan jalan, karena aksi ini juga mengutamakan penggalangan dana untuk Palestina.
Selesai berorasi massa kemudian melakukan long march ke Masjid Raya Mujahidin. Meskipun hujan, para pelajar dan mahasiswa tak patah semangat melakukan long marchnya. Setelah solah ashar di Masjid Raya Mujahidin, massa kemudian kembali lagi ke Masjid Muhtadin melalui jalan A. Yani untuk mengakhiri aksinya.
Pernyataan Sikap
1. Bubarkan Zionis Israel
2. Hapuskan hak veto di dewan keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB)
3. Menuntut Israel untuk mengganti rugi atas segala kerusakan dan korban jiwa di Palestina
4. Meminta kepada bapak Gubernur selaku kepala daerah Kalimantan Barat untuk mengambil sikap tegas terhadap kekejian Zionis Israel terhadap Palestina.
5. Menetapkan tanggal 9 Januari 2009 sebagai hari Pembebasan Palestina Internasional.
6. Menuntut kemerdekaan Palestina secara utuh.
7. Menyerukan kepada masyarakat Kalbar khususnya dan umat manusia di dunia pada umumnya untuk terus memberikan dukungan moril dan materil kepada rakyat Palestina


ALIANSI PEMUDA KALBAR PEDULI PALESTINA (APKP2)
FSLDK, KAMMI, BKMI, IMMSAH, AS-SYIFA, AL-ILHAM, MATIMSYAH, Forpis Al-Mizan, FKMI Al-Iqtishad, FKMI Ulul Albab, LSMI Al-Istiqomah, FKMI Nuruddin, LDSI At-Tarbawi, FKMI As-Syajaroh, LDK Fikri, LDK Ibnu Sina, LSK, JPRMI

Read More......

Kamis, 01 Januari 2009

PALESTINA

Read More......